Sahabat Senja, Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Masih ingatkah dengan penggalan lirik lagu ini ‘’Orang bilang tanah kita, tanah surga. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman”.
Ya! Lagi tersebut menggambarkan tanah Indonesia yang subur. Terbukti dengan tumbuhnya Tanaman Akar Wangi di Kaki Gunung Cikuray, Garut. Uniknya tanaman ini hanya tumbuh di Garut dan di Haiti-India.
Daftar isi
Tanaman Akar Wangi yang Jarang Orang Ketahui
Saat aku mendapatkan kesempatan berkunjung ke Garut bareng teman-teman EBS (Eco Blogger Squad) untuk explore Akar Wangi. Jujur aku tidak tahu tanaman itu apa dan manfaat tanaman akar wangi untuk apa?
Apalagi saat tiba di Garut, kami berkunjung dulu ke kantor sekretariat SPP (Serikat Petani Pasundan). Sebuah organisasi yang ternyata punya andil besar bagi petani di Desa Sukamukti yang juga desa penghasil Akar Wangi.
SPP yang membantu petani untuk bisa mengelola tanah tidak terpakai bekas perkebunan teh. Walau harus bertahun-tahun konflik pemerintah, mereka tetap memperjuangkan hak mengelola tanah untuk keluar dari lumpur kemiskinan.
Sebelum aku lanjut perjuangan petani Akar Wangi, lebih baik kenalan dulu deh sama tanamannya. Jenis tanaman yang secara kasat mata mirip rumput ilalang.
Ciri-Ciri Akar Wangi
Akar wangi adalah jenis tumbuhan yang masih satu famili dengan serai dan padi. Memiliki nama ilmiah Chrysopogon zizanioides, Akar Wangi dapat tumbuh sepanjang tahun.
Narwastu adalah nama lain akar wangi yang mana pemanfaatannya untuk wangi-wangian. Dengan kata lain Akar Wangi akan melalui proses penyulingan untuk menghasilkan Minyak Atsiri.
Dalam hal ini bagian yang dimanfaatkan akar wangi yaitu bagian akar. Baik disuling untuk menjadi minyak atsiri maupun untuk kerajinan tangan.
Ciri-ciri akar wangi yang bagus adalah akar lebat dan panjang, sehingga minyak yang dihasilkan bisa lebih banyak. Umumnya musim kemarau waktu yang paling cocok untuk panen.
Saat curah hujan tinggi, akar tidak tumbuh dengan baik dan menghasilkan sedikit minyak akar wangi. Itulah mengapa, saat musim kemarau dari 1.5 ton Akar Wangi dapat menghasilkan 5 kg Minyak Atsiri.
Pemanfaatan Akar Wangi

Minyak hasil penyulingan akar wangi yaitu minyak atsiri atau vetiver oil sering dimanfaatkan untuk proses pembuatan parfum dan kosmetik. Hal ini karena akar wangi mengandung senyawa karboksilat adam vetivenat d alcohol vetivenol.
Selain itu, Akar Wangi juga bisa dibuat kerajinan unik. Di Desa Sukamukti ada pengrajin tradisional yang membuat boneka unik dari Akar Wangi.
Akar yang kering juga bisa dibuat kerajinan lain, seperti tas, topi, dan lainnya. Tentunya dengan pemanfaatan teknologi saat ini, Akar Wangi memiliki nilai ekonomi tinggi selain dari proses menyuling akar.
Nilai Ekonomis Akar Wangi
Tumbuhan Akar Wangi ketika berbentuk minyak atsiri harganya cukup fantastis. Harga untuk 1 kg minyak yaitu 1.8 juta rupiah.
Begitu juga ketika akar menjadi karya kerajinan tangan. Seperti 1 boneka hewan seharga 79-80 ribu. Tentu semakin besar, akan semakin mahal.

Akar Wangi memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Kesejahteraan terjamin, jika petani bisa leluasa memanfaatkan perkebunan untuk menanam Akar Wangi.
Hanya saja, untuk berkebun ada aturan ketat dan birokrasi yang rumit. Sehingga, banyak petani yang kesulitan mendapatkan hak atas tanah perkebunan.
Perjuangan Petani Akar Wangi dan SPP
Sahabat Senja, Tumbuhan Akar Wangi ini hanya tumbuh baik di Garut. Saat ini desa penghasil Akar Wangi yaitu Desa Dangiang, Desa Sukamukti, dan Mekarmukti, Kecamatan Cilawu.
Saat kunjungan dan berbincang langsung dengan petani, ternyata para petani harus berjuang mempertahankan perkebunan yang mereka kelola gara tidak diambil pemerintah. Tepatnya pada tahun 2000, rakyat mulai berani melawan untuk bisa berkebun di tanah kelahiran.

Cerita dari salah satu petani yang asli orang Sukamukti, dulunya perkebunan dikelola masyarakat. Ditanami berbagai kayu pinus, sayuran, dan lain-lain.
Hanya saja sejak UU HGU diterbitkan, tanah diambil oleh pemerintah. Saat itu dikelola oleh PTPN untuk perkebunan teh.
Masyarakat terpaksa mengalah karena tidak punya kuasa dan memilih jadi buruh di perkebunan teh, berdagang, hingga jualan golok ke Ibu Kota. Walau begitu, kehidupan masyarakat semakin berat, terutama saat krisis moneter.
Lalu, hadir FPMPG (Persatuan Pemuda Punyalajar Garut) dalam membantu masyarakat mendapatkan kembali tanah yang dulu mereka kelola. Perjalanan panjang, hingga akhirnya terbentuk SPP (Serikat Petani Pasundan) dn sampai sekarang masih berjuang mendapatkan hak atas tanah mereka.
Menyuling Akar Wangi dan Ekonomi Restorasi
Bumi semakin tua, namun kesenjangan sosial masih tinggi. Yang kaya makin sejahtera, petani dan rakyat kecil hanya bisa mengelus dada.
Belum, krisis iklim yang menjadikan kehidupan semakin berat. Ini karena kerusakan alam mempengaruhi berbagai aspek kehidupan.
Termasuk petani dan nelayan merasakan dampak besar dari perubahan iklim. Salah satunya gagal panen.

Oleh karena itu, Ekonomi Restoratif terus digaungkan. Tujuannya untuk menciptakan keseimbangan antara perekonomian dan lingkungan tetap asri atau bisa dikatakan ekonomi berkelanjutan dengan tidak merugikan alam.
Petani Akar Wangi salah satu bagian dari Ekonomi Restoratif. Hal ini karena, dalam proses penanaman Akar Wangi tidak rumit dan tidak perlu perawatan khusus.
Dengan cara tradisional dan secara alami, akar wangi dapat tumbuh baik sepanjang tahun. Menariknya, Akar Wangi dapat mencegah terjadinya erosi.
Hal tersebut yang dirasakan petani di Sukamukti. Dulu saat perkebun teh, untuk mendapatkan air bersih mereka kesulitan.
Berbeda dengan sekarang, air melimpah. Bencana longsor juga tidak ada. Para petani perlahan dapat memperbaiki perekonomian, walau perjuangan merek atas lahan belum usai.
Kesimpulan
Bertemu dengan Petani Akar Wangi menjadi pengalaman berharga. Aku anak petani, tetapi konflik tanah di kampung halamanku tidak ada.
Luar biasanya karena para petani menyambut kami, Eco Blogger Squad dengan antusias. Mereka kompak dan terlihat semangat membara untuk tetap teguh pada pendirian mereka mendapatkan hak yang semestinya.
Apalagi, mereka adalah petani mandiri yang tidak bergantung pada bantuan pemerintah. Dari membangun jalan, sekolah, dan masjid menggunakan swadaya masyarakat.
Mereka adalah gambaran Petani sejahtera, walau penghasilan masih belum seberapa. Tetapi mereka tahu, cara mengelola tanah yang menghasilkan cuan milyaran, tanpa merusak hutan, alam, dan lingkungan secara luas.
Harapan terbesarku semoga Petani Indonesia dapat sejahtera secara merata. Bagaimanapun petani memiliki peran besar dalam ketahanan pangan di Ibu Pertiwi ini.
Yuk! Dukung petani lokal, jaga hutan, jaga laut, dan jaga bumi.
Ternyata akar wangi tuh tanaman yg dibudidayakan juga ya. aku pernah beli kerajinan akar wangi ini waktu jalan2 di Bali 😃
Akar wangi punya potensi besar kalau sudah dikelola dengan sangat baik, bahkan bisa mensejahterakan masyarakat satu kecamatan ya, semoga para petani akar wangi di Desa Sukamukti ini semakin berkembang, tanhanya subur, dan rakyatnya makmur, aamiin
Senang sekali mbak bisa melihat langsung proses penyulingan akar wangi. Tentunya jadi pengalaman yang sangat berkesan sekali