Di Indonesia urbanisasi sudah terjadi sejak ratusan tahun lamanya, bahkan menjadi negara yang mengalami urbanisasi sangat cepat. Layaknya pedang bermata dua, ada sisi positif dan sisi kelam dampak urbanisasi terhadap perekonomian, terutama di Ibu Kota.
Menjadi Penyebab & Solusi Kemiskinan Perkotaan karena tidak terkelola dengan baik. Untuk itu, penting adanya regulasi yang kuat untuk mengatur urbanisasi agar tidak terjadi ketimpangan sosial yang tinggi.
Daftar isi
Dampak Urbanisasi Terhadap Perekonomian
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota atau sebaliknya. Paling besar yang menjadi isu selama ini yaitu tingginya urbanisasi dari desa ke kota.
Banyak penduduk desa yang beranggapan bahwa lapangan pekerjaan sangat banyak. Terlebih penghasilan yang akan diperoleh juga besar. Akan tetapi, ada hal yang luput dari perhatian masyarakat bahwa kehidupan di ibu kota tidak mudah.
Memang lapangan pekerjaan lebih banyak dari segala jenis bidang usaha, hanya saja memerlukan keahlian tertentu. Mencari pekerjaan di ibu kota akan lebih baik memiliki keahlian khusus.
Selain itu, peran pemerintah juga sangat penting untuk mengatur terjadinya lonjakan urbanisasi. Tanpa aturan yang jelas, kuat, dan tegas, kemiskinan, pengangguran, dan kriminalitas di ibu kota akan terus meningkat.
Oleh karena itu, yuk pahami bersama-sama dampak buruk urbanisasi terhadap perekonomian di ibu kota, diantaranya:
1. Pengangguran
Ada beberapa faktor yang akhirnya menimbulkan angka pengangguran tinggi di ibu kota. Pertama, meningkatnya populasi penduduk Karena urbanisasi, namun lowongan pekerjaan terbatas.
Kedua, kurangnya keahlian atau skill yang masyarakat miliki. Hal ini, sebanyak apapun lapangan pekerjaan jika SDM (Sumber Daya Manusia) tidak memenuhi syarat maka angka pengangguran tidak akan turun.
Poin ketiga, tingginya persaingan kerja yang mana hanya mereka yang memiliki skill bisa mendapatkan pekerjaan layak di ibu kota. Sedangkan, tidak sedikit yang kalah bersaing masih harus berjuang mencari pekerjaan.
2. Gelandangan
Tidak memiliki pekerjaan di ibu kota sama dengan bunuh diri. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa ibu kota tidak lepas dari bayang-bayang para gelandangan. Mereka yang tidak memiliki penghasilan tetap terpaksa tidur di kolong jembatan atau tempat-tempat kumuh.
3. Kemiskinan
Kesenjangan ekonomi tidak hanya terjadi antara penduduk di perkotaan dan pedesaan, nyatanya di ibu kota sendiri kesenjangan ekonomi nampak jelas. Contohnya di Jakarta, banyak gedung-gedung tinggi yang bersebelahan dengan pemukiman kumuh padat penduduk.
Kesenjangan sosial terjadi karena tingkat kemiskinan terus meningkat. Terutama biaya hidup di ibu kota yang cenderung mahal, memang betul penghasilan lebih besar dari daerah. Akan tetapi, bahan pokok tergolong mahal yang mana untuk makan bisa berkali-kali lipat dari biaya hidup di desa.
4. Kejahatan
Tindak kriminalitas dan kejahatan di ibukota sangat tinggi. Seperti pencurian, pencompetan, pembobolan ruma dan perkantoran, hingga yang paling buruk terjadinya pembunuhan. Faktor penyebab kriminalitas paling banyak yaitu ekonomi.
5. KKN
KKN atau Korupsi Kolusi dan Nepotisme di ibu kota sulit untuk dihindari. Terbatasnya lapangan pekerjaan dan tingginya persaingan banyak orang rela melakukan KKN. Tidak pandang bulu, KKN terjadi di berbagai golongan, industri, dan terutama pemerintahan.
Sisi baik dari urbanisasi memang bisa meningkatkan taraf kehidupan yang lebih baik dan meningkatkan perekonomian suatu daerah. Hanya saja jika terjadi lonjakan dengan kurangnya skill atau keahlian yang masyarakat miliki maka akan muncul dampak buruk dari urbanisasi terhadap perekonomian di perkotaan.
Oleh karena itu, pemerintah perlu membuat aturan yang jelas dan tegas. Masyarakat juga jangan langsung tergiur ketika ada yang menawari pekerjaan di ibu kota. Pastikan sesuai dengan keahlian yang dimiliki untuk bekal kedepannya agar tetap bisa bertahan di kerasnya kehidupan ibu kota.