Sahabat Backpack, setuju dong yang paling terasa saat musim kemarau adalah ancaman krisis air? Baik itu air bersih maupun untuk sektor pertanian, perkebunan dan industri, Indonesia selalu dilanda kekeringan setiap tahunnya. Sejatinya, jika menelaah pada kondisi iklim Indonesia yaitu Tropis, memiliki persediaan air 9 kali lipat jatah dunia. Wow! Tentunya lebih dari cukup, namun faktanya?
Berdasarkan catatan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 oleh Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas bahwa ketersediaan air di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara akan mengalami kelangkaan di tahun 2030. Dan, diprediksi krisis air akan mengancam 10% wilayah di Indonesia dengan kualitas air yang buruk.
Layaknya isu pemanasan global dan polusi, krisis air pun tidak kalah mengancamnya. Hal tersebut dikarenakan air memiliki peranan yang sangat penting untuk keberlangsungan hidup semua makhluk di Bumi. Air dapat menumbuhkan tumbuhan. Air untuk menghilangkan rasa dahaga. Bahkan dalam tubuh manusia sekitar 75% mengandung air. Dimana kandungan air dalam tubuh berbeda-beda tergantung usia dan kadar lemak dalam tubuh.
Kekurangan air atau cairan dalam tubuh dapat menyebabkan dehidrasi. Perlu digaris bawahi bahwa kelebihan air pun tidak baik karena akan menyebabkan overdehidrasi. Sehingga kandungan air dalan tubuh tetap harus dijaga keseimbangannya.
Daftar isi
Ancaman Krisis Air Bersih dan Kekeringan
Bagaimana dengan keseimbangan air di Bumi? Di Indonesia khususnya, belum ada keseimbangan yang konstan karena saat musim kemarau beberapa daerah mengalami kekeringan dan saat musim penghujan, banjir datang menerjang. Bertahun-tahun selalu mengalami siklus yang sama yaitu kekeringan-banjir-kekeringan-banjir.
Entah itu kekeringan atau banjir selalu menimbulkan banyak kerugian berbagai sektor. Saat kemarau akses air bersih akan sangat sulit didapat. Tidak hanya dirasakan oleh orang-orang yang tinggal diperkotaan, di mana lebih banyak lahan yang digunakan untuk perkantoran, industri, hunian dan lainnya. Di Desa pun, kekurangan air saat kemarau sulit dihindari.
Salah satu desa di kampung hlamanku yang terletak di wilayah Kuningan Timur Jawa Barat, saat kemarau lahan pertanian tidak dapat digarap karena tidak ada akses air. Bahkan sawah yang dekat dengan sumber air pun harus bergilir mengairi sawah karena kuantitas yang terbatas. Dan itu sudah terjadi bertahun-tahun lamanya.
Faktor terbesarnya adalah hutan-hutan yang mulai gundul karena penebangan liar. Apalagi di kota yang ruang terbuka hijau saja sangat terbatas, krisis air sangat merugikan dan menyulitkan. Bukan pemandangan yang asing lagi jika ada penjual air dadakan saat kemarau. Sayangnya, itu pun tidak sepenusnya menyelesaikan masalah jika kualitas air tidak terjamin.
Penyebab dan Cara Mengatasi Ancaman Krisis Air
Kelangkaan air dapat menimbulkan permaslahan sosial seperti kelaparan, penyakit, dan terburuk adalah kematian. Oleh sebab itu, yuk, kita cek penyebab dan cara mengatasi ancaman krisis air.
Penyebab Krisis Air Saat Kemarau
Musim kemarau yang berkepanjangan dan intensitas hujan yang rendah akan menyebabkan kekeringan karena tidak adanya persediaan air yang memadai. Di beberapa negara kekeringan menyebabkan pasokan air menipis sehingga menyebabkan kelaparan dan berujung pada kematian.
Air sangat melimpah ruah di Bumi. Siklus air adalah dari laut naik ke awan dan diturunkan kembali dalam bentuk hujan. Air hujan tentunya harus ada yang menampung dan yang paling baik adalah ditampug oleh akar tumbuhan. Sayangnya, penebangan ilegal oleh oknum-oknum yang tidak Bertanggung jawab membuat hutan menjadi gundul, sehingga tidak aneh jika longsor dan banjir mengancam di musim hujan. Tidak heran juga jika sumber mata air alami menjadi sedikit saat di musim kemarau.
Penggunaan air yang berlebihan dan tidak terkontrol menyebabkan persediaan air akan semakin berkurang. Bahkan seringnya orang abai terhadap penggunaan dan pemanfaat air.
Pencemaran air dari pembuangan pestisida sembarangan bisa menjadi salah satu terjadinya krisis air. Pun, dengan limbah yang tidak dikelola dengan baik sehingga dapat mencemari air dan tanah.
Peningkatan populasi di dunia menyebabkan kebutuhan air semakin tinggi, namun ketersediaan air tidak sebanding dengan jumlah populasi yang ada. Adanya cuaca ekstrim, kerusakan hutan dan factor lainnya menjadi permasalahan pelik dunia.
Langkah Sederhana Mengatasi Krisis Air
Gunakan Air Secukupnya
Menggunakan air secukupnya dan manfaatkan dengan baik adalah tindakan yang bijak. Seperti saat membersihkan beras, airnya dapat digunakan untuk menyiram tanaman. Bahkan, air beras sangat baik untuk pertumbuhan beberapa tumbuhan dan sayuran. Atau saat mencucui piring, jika menggunakan kran maka jangan biarkan air mengalir jika tidak digunakan.
Sanitasi Air Bersih
Sanitasi air bersih adalah penyediaan air bersih yang melingkupi pengawasan kualitas, kuantitas dan pemanfaatan air. Program Sanitasi meliputi pemanfaatan air hujan, pengelolan oleh PDAM, air sumur, air dari sumber mata air dan lainnya. Sanitasi air adalah salah satu langkah untuk menghasilkan air yang berkualitas.
Manfaatkan Air Hujan
Pemanfaat air hujan bisa menjadi pilihan yang efektif untuk mengatasi krisi air yaitu bisa dengan pembuatan sistem PAH, biopori dan sumur resapan.
Tidak Membuang Sampah ke saluran Air
Baik sungai, waduk dan laut membuang sampah ke saluran air bukanlah tindakan yang bijak. Terlebih jika smapah yang dibuang adalah sampah pelastik dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
Pelestarian Lingkungan
Ikut andil dalam penghijauan lingkungan. Hal sederhana dapat dimulai dari halaman rumah dan lingkungan tempat tinggal.
Krisis air adalah permasalahan kita semua, maka kita harus saling bahu-membahu dalam mengatasinya. Sudah saatnya kita lebih peduli dengan ketersediaan air, karena jika bukan kita siapa lagi? Yuk, mulai dari hal sederhana di rumah.
Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog “Perubahan Iklim” yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya bisa Anda lihat di sini.
Sumber tulisan:
KBR Prime Podcast Tread Ruang Publik dengan Tajuk Antisipasi Ancaman Bencana 2020
Ilmugeografi.com
Dipikir2 hebat juga ya kita sebagai manusia ciptaan Allah masih bisa tahan tanpa air 4-7 hari. Lemes pasti lama2 ga bisa bergerak kalau kita ga minum sama sekali. Menjada keseimbangan alam supaya air tetap terjaga memang butuh konsistensi dari semua pihak. Mulai dari diri sendiri, keluarga hingga masyarakat. Paling sederhana sih ketika kita meggososk gigi, matikan aja air di keran, Ketika mencucui peralatan makan, jangan terlalu besar kekuatan airnya dll.
Betul mba, puasa satu hari saja tenggorokan sudah kering.
Nah, itu mba kalau lagi cuci piring air krannya suka dinyalain terus.
Duh, miris banget daerah tropis seperti kita tapi selalu ada berita banjir saatmusim hujan, dan kekeringan saat kemarau. Kesadaran menjaga lingkungan hidup memang masih kurang ya kita…
menjaga lingkungan sebetulnya tanggung jawab semua orang entah itu pribadi maupun lembaga-lembaga. Sayangnya kesadaran di Indonesia masih kurang banget.
Nah ini yang kadang bikin kita suka gak sadar saat pemakaian air, padahal ada masa dimana akan krisis air. Makanya aku di rumah suka cerewet banget soal penggunaan air, karena gak pengen nantinya krisis air.
Kurang peduli si mba makanya kalau ada air banyak dihambur-hamburkan padahal kan di luar sana banyak orang yang kesulitan karena air.
Kita memang harus segera sadar untuk mulai sadar diri pada air
Krisis Air ini memang harus menjadi pemikiran utama masyarakat,vsetidak ya ikut memikirkan tentang menghemat air. Seperti disebut dlm postingan ini setiap rumah tangga 99% pasti bisa menghemat air salah satunya dengan memanfaatkan air cucian beras utk menyiram tanaman. Banyak yg bisa dilakukan, ketika menggosok gigi, misalnya, jngn dibiarkan air keran mengalir terus.
Air yang digunakan memang bisa dimanfaatkan lagi Bunda.
Sedih akutu
Kampungku di Cirebon jg deket Kuningan dan belakangan kata Ibuku sering kekeringan
Air PAM aja kecil banget.. Pdhal dulu sungai aja dipake mandi dan air pegunungan dialirkan ke rumah…
Krisis air krn ulah kita jg yg ga ramah sm alam. Sawah2 dan berubah jd perumahan
Betul mba, Kuningan susah air, loh. Padahal sekelilingnya gunung-gunung semua.
Pengen nih manfaatin air hujan maksimal selama ini cuma ditampung ember buat sikat2 kamar mandi.
Aku juga kepikiran buat bikin PAH, mba. Lumayan banget nih setidaknya saat musim hujan bisa hemat air PDAM dan ada cadangan buat kemarau.
Bisa tahan tanpa air, tapi kita ga bisa tahan lapar ya mak. Kecuali saat puasa, hehe. Terima kasih sudah diingatkan akan hal ini, yyk ah berbenah lagi
Baru nyium aroma makanan saja perut sudah keroncongan ya Mba. Sama-sama mba.
Aku termasuk orang yg perkerjaannya akrab sama air, di bidang lingkungan. Dua tahun lalu bahkan aku menyurus sungai lintas kabupaten untuk riset. Jadi mengamini saja fakta yang dipaparkan di sini. Lebih ngeri malah di lapangannya.
Betul mba fakta di lapangan memang lebih mengerikan aliran sungai banyak yang tercemar. Semoga memang perkiraan krisis air bisa diatasi dari sekarang.
Sebagai blogger pemula, aku malah galfok sama desainnya, Mbak. 🤭
Bikin tulisan seperti itu bagaimana caranya, Mbak? Apa perlu aplikasi tambahan atau gmn ya? Soalnya kalau nulis lgsg di blog kok gak ada menu bar buat gitu2. Hihii🤭
Masalah air, baca ini sy jd sadar nih kalau suka boros air. Kadang ngisi air kamar mandi sampai tumpah2. Semoga setelah ini bisa lebih diperhatikan lg.
Terima kasih tulisannya, Mbak.
Air merupakan kebutuhan essentials makhluk hidup, tentu menjadi sebuah problematika jika sampai mengalami krisis air.
Dan salah satu poin yang tengah di galakan di beberapa wilayah itu setau aku penanaman air hujan yakni dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada
Salah satu program yang memang banyak digalangkan pemanfaat air hujan.
Krisis air permasalahan klasik klk dah musim kering gini ya. Klo di daerahku ngak cuma ancaman kekeringan, tapi juga asap dan kebakaran hutan hiks….
Permasalahan klasik yang sebetulnya ancaman besar di masa depan.
Semoga bencana kebakaran hutan segera teratasi ya, Mba.
Kami pernah tinggal di daerah Dago atas, Bandung.
Gak terlalu atas padahal, tapi air susaaah…subhanallah.
Sedih sekali rasanya….
Sekarang sudah pindah di daerah yang air melimpah, jadi paham sekali bahwa air itu yang utama dalam kehidupan.
Terkadang kita memang berpikir kalau tinggal di dataran tinggi itu air melimpah ya mba, nyatanya…
Sama kaya di kampungku yang tepat banget di bawah kaki gunung, namun susah banget sama air.
Sistem panen air hujan itu menarik ya. Mungkin nggak sih kalau diterapkan secara massal gitu. Jadi pas musim hujan kita bisa panen banyak banget kan. Ketimbang kebuang sia2 jadi banjir gt. mending ditampung buat cadangan musim kemarau
Bisa kok, mba. Perlu ada kerjasama yang baik antara peemrintah dan masyarakat. Minimal lingkungan RT/RW.
Wah artikerlnya bermanfaat banget khususnya memanfaatkan air hujan.
Saya tinggal di Bali dank kebetulan krisis air ini memang semakin jelas khususnya dengan maraknya bangunan pariwisata yang tidak memerhatikan aspek lingkungan.
Semoga artikelnya bisa membantu mengedukasi dan informasi masyarakat.
Bali juga termasuk provinsi yang bakalan terancam krisis air selain Jawa dan NTT, mba.
Maraknya pembangunan salah satu pemicu persediaan air berkurang.
Ngomongin air jd ingat betul tiap musim kemarau selalu kekeringan. Mau mandi aja mesti pke air galon kl ayah nggak beli air pke toren. Kadang beli airpun kudu ngantri dr pagi smpe malam. Huhu
Udh sepatutnya kita sadar tentang penghematan air demi kehidupan mendatang ya. Salah satu yg sering kami lalukan menampung air hujan untuk menyiram tanaman. Hhhh
Betul mba musim kemarau itu terasa banget krisis airnya.
Kalo menurut saya yang awam ini, koq kayanya kekeringan di banyak daerah di negeri kita ini karena pertambangan ya Mba. Aku pernah liat di acara dokumenter lingkungan di Trans 7, gara-gara penambangan pasir. Mataku menghangat terus sepanjang acara. Membayangkan penduduk di sana yang dulu ga pernah kesulitan air, secara tinggal di kaki gunung, sawahnya subuh terariri, penghasilan cukup dari kebun dan sawah, tapi sekarang berubah drastis. Koq rasanya pertambangan itu biang kerok semuanya
Pertambangann juga termasuk mba, banyak aspek yang membuat air semakin sulit.
fenomena yang saat ini terlihat adalah di kala musim hujan, air melimpas ke atas permukaan tanah dan menyebabkan banjir. berkebalikan dengan di kala musim kemarau, air tanah kosong hingga menyebabkan kekeringan. Suatu kondisi yang sama-sama berupa kerugian. Kondisi idealnya, di kala musim hujan seharusnya air hujan bisa meresap baik ke tanah untuk mengisi cadangan air tanah sehingga di kala musim kemarau kita semua dapat menggunakan cadangan air tersebut. sedih ya mbak kalo dicermati lagi (hiks)
Sebagai blogger pemula, aku malah galfok sama desainnya, Mbak. 🤭
Bikin tulisan seperti itu bagaimana caranya, Mbak? Apa perlu aplikasi tambahan atau gmn ya? Soalnya kalau nulis lgsg di blog kok gak ada menu bar buat gitu2. Hihii🤭
Masalah air, baca ini sy jd sadar nih kalau suka boros air. Kadang ngisi air kamar mandi sampai tumpah2. Semoga setelah ini bisa lebih diperhatikan lg.
Terima kasih tulisann
Masalah air, baca ini sy jd sadar nih kalau suka boros air. Kadang ngisi air kamar mandi sampai tumpah2. Semoga setelah ini bisa lebih diperhatikan lg.
Terima kasih tulisann
Ngeri membayangkan kekurangan air, betapa banyak ya fungsi air di kehidupan sehari-hari. Bisa juga ya manfaatkan air hujan, selain kita juga nggak boros memakai air.
Ya Allah, makasih Mbak, sdh diingatkan. Menggunakan air secukupnya, rasanya sulit banget kalau lagi byk air, Pas lagi mati air baru deh bisa dilakukan, apalgi pas lagi cuci piring, meski keran ngucur terus, masya Allah …
Saat musim kemarau tiba, air benar-benar baru terasa sangat berharga. Bahkan, tak jarang banyak yang harus mengeluarkan uang banyak demi bisa mendapatkan air. Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita agar selalu berhemat saat menggunakan air.
Tahun lalu sama beberapa tahun ke belakang sempat mengalami kekeringan sampai mandi, nyuci harus ke rumah ortu. Untung deket. Tetangga juga sama sampai harus beli air juga. Memang air itu penting banget, kalau udah kemarau panjang suka takut susah air lagi. Trims infonya, cukup lengkap dan bermanfaat juga. Yang belum terpikir memanfaatkan air hujan sih kalau aku.
Aku tinggal di Bogor yang curah hujannya tinggi. Dulu, sebelum tinggal di sini nggak kebayang kalau bakal kekurangan air. Realitanya, kalau pagi dan petang selalu susah air. Padahal, itu waktunya masak dan mandi.
Nggak kebayang kalau kena kekeringan. Hmmm
Inilah yang mulai saya gempur ke anak-anak untuk berhemat air. Pakai air sesuai kebutuhan dan secukupnya. Soalnya pernah kejadian beberapa kali air kami mati, jadilah ada pengalaman tidak ada air seharian
Kebutuhan air untuk kegiatan sehari-hari adalah utama banget. Jadi kebayang bagaimana kondisinya kalau jumlah air semakin berkurang. Seperti kondisi waktu lagi yang selama beberapa bulan tidak hujan. Huhuhu, ingin nangis rasanya.
Saya salkus ke blognya yg kece. Keren banget penataan dan poin-poin barnya Kak. ada illutrasi yg juga segar dan lucu. Semoga menag y kak ^^
Daerah yang ditanami sawit menurutku juga rentan mudah mengering, biasanya rawa rawa yang ditanami sawit akan jadi kering dan terasa panas. Terimakasih mbak sudah berbagi, kita bisa menjaga air dengan menjaga lingkungan kita sendiri. Oh, iya rumah yang ada kolam ikannya ternyata terasa lebih sejuk lho, meskipun kolam ikannya kecil.
Krisis air semoga nggak lagi terjaga ya, karena sebenernya kita bisa kok mengusahakan menjaga kelestarian air ya
Ya saya nggak bisa bayangin kalau dunia sampai mengalami krisis air. Wong air baru macey sehari saja udah bisa bikin saya pusing. So jadi kewajiban kita semua nih untuk melestarikan lingkungan agar tidak terjadi krisis tersebut