Peran Anak Muda dalam Menjaga Bumi Tetap Lestari

Menjaga bumi bukan hanya tugas satu pihak, tugas pemerintah, tugas instansi tertentu, atau orang tua. Tetapi, ada peran besar anak muda dalam menjaga bumi tetap lestari. Apalagi di era teknologi saat ini.

Digitalisasi memberikan ruang kepada anak muda untuk speak up mengenai isu-isu lingkungan melalui konten-konten kreatif dan sebagainya. Kenapa?

Alasannya sudah jelas anak muda setiap harinya akses internet dan bisa mendapatkan informasi lebih dalam mengenai permasalahan lingkungan yang dari waktu ke waktu semakin menggunung. Untuk itu, anak muda menjadi garda terdepan dalam mengkampanyekan isu lingkungan.

Bagaimana kita bisa bergerak bersama dalam menjaga lingkungan dalam banyak aspek. Hal ini karena, permasalahan bukan hanya tentang polusi udara, illegal logging, atau penggunaan plastik sekali pakai.

Masih ada banyak faktor yang mempengaruhi, seperti timbunan sampah organik yang menghasilkan gas metana, pemafaat lahan hutan yang tidak diseimbangi dengan pelestarian, atau penggunaan sumber energi yang masih bergantung pada bahan bakar fosil. Faktor ini masih sebagian penyebab kerusakan lingkungan hingga menyebabkan Global Warming danPerubahan Iklim.

Untuk itu, sebagai anak muda kita harus membuka mata dan telinga dengan lebar untuk menjaga bumi agar tidak semakin rusak. Ini karena, memperbaiki untuk mengembalikan ke keadaan semula sangat sulit, namun dengan bersama bergerak berdaya bisa mencegah untuk menjaga dan menghijaukan kembali tempat tinggal kita, BUMI.

Peran Anak Muda dalam Menjaga Bumi

Berbicara mengenai peran anak muda, online gathering #EcoBloggerSquad kali ini mengambil tema tentang “Semangat Orang Muda Menjaga Bumi Indonesia” yang menghadirkan tiga wanita hebat yang berkontribusi dalam menjaga lingkungan. Bahkan berkontribusi dalam mensejahterakan masyarakat dari program-program yang dimiliki.

peran anak muda dan komunitas dalam menjaga bumi

Ada Jaqualine Wijaya CEO dan Co-Founder at Eathink yang concern dalama food sustainability. Hadir juga Cerli Febri Ramadani selaku Ketua Sentra Kreatif Lestari Siak (SKELAS) sebagai komunitas yang berkontribusi dalam mengembangkan ekonomi kreatif dan lestari.

Selanjutnya, ada Amalya Reza Manajer Bioenergi at Trend Asai. Berbagai mengenai energi terbarukan untuk tidak bergantung lagi pada energi bahan bakar fosil. Tujuannya sudah jelas untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Berikut ini ringkasan yang didapat dari online gathering Eco Blogger Squad bersama tiga narasumber inspirasi tersebut.

Food Sustainability at Eathink

Food sustainability berkaitan dengan stabilitas pangan yang berkelanjutan, mulai dari ketersediaan makanan, pemilihan makanan, hingga bagaimana sisa makanan itu dikelola. Salah satu yang paling mempengaruhi kestabilan itu sendiri yaitu isu lingkungan.

Ada tiga isu yang paling berpengaruh antara kestabilan pangan pelestarian lingkungan, yaitu Sustainable Agriculture, Nutritional Challenge, dan Food Waste.

isu food sustainability dalam ketahanan pangan

1. Sustainable Agriculture

Isu meliputi tingginya emisi GHG karena pembukaan lahan untuk perkebunan atau pertanian yang berlebihan. Sehingga, menyebabkan deforestation yang menimbulkan masalah lingkungan seperti luas hutan berkurang.

Ketika luas hutan berkurang, pohon-pohon tidak ada akan menyebabkan kurangnya pasokan sumber air. Sumber air sendiri tidak hanya untuk konsumsi manusia, tetapi untuk irigasi dalam mengairi ladang, sawah, dan kebun.

Saat air irigasi tidak ada, dampaknya pada pasokan pangan itu sendiri menjadi berkurang. Sedangkan populasi manusia terus bertambah maka dapat menyebabkan dan menimbulkan masalah lainnya.

2. Nutritional Challenge

Memilih makanan sehat dan eco-friendly diet. Eathink yang concern dengan Food Sustainable mengajak untuk cerdas memilih makanan yang sehat dengan mengubah narasi negatif menjadi positif.

Misalnya image makanan sehat yang mahal, menjadi terjangkau ketika mengubah narasinya. Sebagai contoh memilih makanan sehat tanpa nasi yang isinya sayuran, telur, dan protein nabati lainnya. Narasi yang muncul yaitu gado-gado, sehingga akan memunculkan image murah.

3. Food Waste

sampah organik penghasil gas metana

Yang menjadi perhatian khusus saat ini yaitu mengenai sampah makanan. Bukan hanya sampah plastik menyebabkan kerusakan lingkungan, tetapi perlu digaris bawahi bahwa sampah makanan juga menjadi penyumbang terbesar terjadinya Emisi Gas Rumah Kaca.

Timbunan sampah organik di TPA menimbulkan gas metana yang jauh lebih berbahaya dari dari CO2. Gas metana juga menyebabkan kebakaran di TPA.

Oleh sebab itu, Eathink memiliki program dalam memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menjadi konsumen cerdas dalam memilih makanan. Program Eathink yang berjalan yaitu Content Edutainment, Learning Program, dan Community Support.

Ekonomi Kreatif dan Lestari SKELAS

Tentu tidak asing lagi dengan ekonomi kreatif yang memperhatikan pelestarian lingkungan dan budaya. Hal ini juga yang menjadi fokus komunitas SKELAS (Sentra Kreatif Lestari Siak) yang melibatkan banyak pihak dalam mengembangkan inovasi produk lokal dengan tidak melupakan kelestarian alam dan budaya.

program pelatihan dan bimbingan kubisa oleh komunitas SKELAS

SKELAS memiliki fungsi dalam:

  • Promosi dan komunikasi membangun narasi pusaka lestari
  • Inkubasi, Akselerasi, dan Agregator
  • Pusat data dan informasi

Dari ketiga fungsi di atas SKELAS memberikan ruang kepada kepada anak muda dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki, mendorong ekonomi kreatif lestari di Kabupaten Siak dengan adanya program KUBISA (Inkubasi Bisnis Lestari), dan mendukung visi Siak Hijau karena dinobatkan sebagai Kabupaten Hijau oleh pemerintah.

Baca Juga: Peran dan Fungsi Lahan Gambut dalam Mencegah Karhutla

Bioenergi at Trend Asia

Trend Asia merupakan akronim dari Transformation of Energy Advan Sustainable Development in Asia yang membahas mengenai Energi, Urban, dan memberikan solusi terkait permasalahan penggunaan energi. Saat ini sumber utama energi yaitu bahan bakar fosil dan batu bara.

Akan tetapi memberikan dampak besar terhadap emisi gas rumah kaca yang menyebabkan krisis iklim. Lalu, pemerintah mengadakan program Bioenergi, tetapi ini juga bukan jawaban yang tepat sebagai pengganti bahan bakar batu bara.

Program Bioenergi Indonesia yaitu Co-Firing yang menggabungkan batubara dengan biomassa. Sayangnya Biomassa ini dihasilkan dari pelet kayu dengan bahan baku utama kayu. Nah, kayu ini dihasilkan dengan membuka Hutan Tanaman Energi yang mau tidak mau membuka lahan baru.

efek negatif dari bioenergi di Indonesia

Pembukaan lahan untuk Hutan Tanaman Energi dapat menyebabkan deforestasi, sedangkan hutan harus dijaga dan dilindungi. hal ini karena hutan tidak hanya sumber pangan, tetapi satu-satunya paru-paru bumi untuk menyerap CO2 yang bertebaran di udara.

Bioenergi bisa diaplikasikan dengan catatan berbasis komunitas, melibatkan masyarakat untuk ikut andil. Nantinya tidak sekedar menghasilkan energi yang lebih bersih dan terbarukan, tetapi tetap bisa menjaga dan melestarikan hutan.

Baca Juga: Peran Komunitas untuk Menjaga Hutan dalam Mitigasi Perubahan Iklim

Kesimpulan

Menjaga bumi lestari memang bukan perkara mudah, karena melibatkan banyak aspek dalam kehidupan. Seperti pada pembahasan di atas mengenai Food Sustainable, Ekonomi Kreatif yang memberikan dampak positif terhadap lingkungan maupun budaya, hingga program bioenergi.

Walau begitu, selama kita bergerak bersama tidak ada kata tidak mungkin untuk bumi yang kembali hijau. Semua itu kembali kepada diri kita untuk memilih menjalankan kehidupan yang eco-friendly atau termasuk golongan yang merusak.

Kita tidak harus melakukan perubahan sekaligus, tetapi mulai secara perlahan dari hal kecil yang bisa dilakukan. Seperti mengurangi produksi sampah organik maupun anorganik, hemat energi, dan beli produk lokal yang ramah lingkungan.

5 pemikiran pada “Peran Anak Muda dalam Menjaga Bumi Tetap Lestari”

    • Timbunan sampah non organik ini memang memperihatinkan.
      Gak hanya di kota-kota besar yang begini, di kota-kota yang lebih kecil pun punya gunungan sampah.

      Balas
  1. Menjaga bumi untuk diri sendiri itu hal mudah, yang susah itu kita mengajak orang lain agar bisa menjaga llingkungan itu mudah. Siap dicaci maki, siap dianggap orang paling sibuk karena urusin hal ini itu, tapi kembali lagi ke niat kita ikhtiar menjaga keselarasan bumi

    Balas

Tinggalkan komentar