Ancaman kekeringan tidak hanya berdampak pada berkurangnya kualitas air bersih, namun ada juga ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang selalu dirasakan dari tahu ke tahun. Karhutla merupakan teror besar bagi masyarakat di beberapa daerah. Daerah-daerah yang setiap tahun harus berjuang dengan asap dari pembakaran hutan seperti Riau, Sumatera, Kalimantan dan sulawesi.
Kebakaran hutan sebetulnya tidak hanya mengancam daerah-daerah yang disebutkan di atas. Di kampung halamanku Kuningan Jawa Barat, setiap tahunnya Gunung Ciremai menjadi langganan karhutla disaat kemarau. Seperti yang terjadi pada tahun 2019 lalu, dikutip dari Detik news bahwa kebakaran terjadi dari tanggal 21 Oktober 2019 dan berhasil dipadamkan pada tanggal 26 Oktober 2019. Lahan seluas 75 hektar habis dilalap api.
Di tahun 2020 ini, Ibu Anis Aliati selaku Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim, KLHK menyampaikan bahwa sampai tanggal 11 Juni 2020 berdasarakan pantaun titik api satelit Terra/Aqua terpanatau 731 titik api. Walau begitu titik api saat ini mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 yaitu turun sebanyak 335 titik api atau setara dengan 31.43%.
Di mana titik api yang muncul sampai dengan bulan Juni tersebar di beberapa daerah seperti Riau sebanyak 263 titik api, Sulawesi Selatan sebanyak 102 titik api, dan Kepulauan Riau sebanyak 99 titik api. Di daerah lain, Sumatera Utara & Jambi juga sudah terlihat titik api.
Tentu saja munculnya titik api tersebut bukan tanpa alasan, karena saat ini Indonesia sudah memasuki musim kemarau dan adanya aktifitas manusia yang mempengaruhi terjadinya ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Daftar isi
Penyebab Kebakaran Hutan di Indonesia
Musim kemarau yang berkepanjangan akan menimbulkan kekeringan yang tidak terhindarkan. Di mana saat itu terjadi sangat rentan terjadi karhutla, entah itu disengaja maupun tidak.
Pembukaan lahan dengan pembakaran yang tidak terkendali oleh masyarakat atau korporasi menjadi penyumbang terbesar karhutla. Entah pembukaan lahan untuk budidaya, permukiman, pertanian dan lainnya seharusnya tetap mengikuti aturan pemerintah. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH) No. 10 Tahun 2010 tentang Mekanisme Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan/atau Lahan, dalam Pasal 4, tertulis:
Ayat (1) : Masyarakat hukum adat yang melakukan pembakaran lahan dengan luas lahan maksimum 2 (dua) hektar per kepala keluarga untuk ditanami jenis varietas lokal wajib memberitahukan kepada kepala desa.
Lalu dijelaskan pada ayat (3) dan (4) Dimana pembakaran lahan tidak dapat dilakukan dalam kondisi curah hujan di bawah normal, kemarau panjang dan/atau iklim kering.
Baca Juga : 5 Langkah Sederhana Mengatasi Ancaman Krisi Air Saat Kemarau
Dampak Ancaman Kebakaran Hutan & Lahan
Guru Besar Perlindungan Hutan, Fakultas Kehutanan IPB yaitu Prof. Bambang Hero Saharjo, beliau memaparkan tentang dampak ancaman kebakaran hutan dan lahan.
Meningkatnya Emisi Gas Rumah Kaca
Asap dari pembakaran hutan mengeluarkan zat-zat berbahaya yang menyebabkan polusi udara. Sehingga udara menjadi tidak bersih dan dampak lainnya adalah emisi gas rumah kaca. Kebakaran hutan yang terjadi tahun 2019 berdasarkan penelitian mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, bahkan lebih tinggi dari tahun 2015. Sedangkan target di 2030 harus mengurangi 29%.
Mengancam Kesehatan Paru-Paru
Berdasarkan penelitian di Kalimantan pada tahun 2015 bahwa asap kebakaran hutan ditemukan 90 zat dan 50 diantaranya mengandung zat berbahaya seperti sulfur dioksida dan hidrogen sianida. Zat berbahaya tersebut berdampak buruk bagi kesehatan organ manusia yaitu paru-paru karena partikel yang masuk melalui rongga pernafasan sangat kecil dengan ukuran mikro dan oleh sebab itu lebih baik menggnakan masker yang dibasahi untuk mencegah partikel berbahaya terhirup.
Kerugian Materi
Kerugian material tidak terbantahkan saat karhutla terjadi. Terutama bagi masyarakat dengan terhambatnya aktifitas kehidupan sehari-hari dalam mencari nafkah. Di mana asap kebakaran dapat mengganggu jarak pandang dan mengandung zat berbahaya yang tidak baik bagi kesehatan seperti penjelasan di atas. Kerugian di tahun 2015 saja mencapai 200 triliun dan di tahun 2019 sekitar 75 triliun.
Dampak asap karhutla pun dipertegas oleh ketua Pokja Paru dan Himpunan Dokter Paru Indonesia Dr. Feni Fitriani spesialis Paru, angka keluhan ISPA meningkat karena karhutla dan di tahun 2020 ini ada ancaman lain yaitu penularan covid-19. Menurut dokter Feni bahwa kualitas udara yang tidak bersih dapat meningkatkan resiko penularan covid-19 sangat besar. Terutama untuk kelompok yang rentan tertular. Oleh sebab itu beliau menyarankan agar selalu memakai masker saat ke luar rumah dan keluar rumah untuk keperluan penting saja dengan mempertimbangkan jarak tempuh dan segera kembali ke rumah jika urusan sudah selesai.
Karhutla memiliki dampak yang besar bagi lingkungan, kesehatan, sosial dan ekonomi. Oleh sebab itu kunci utama dalam menanganinya adalah dengan pencegahan. Pencegahan di sini bukan dengan pemadaman saat kebakaran sudah mulai menyebar melainkan pencegahan sebelum terjadi kebakaran yang merugikan.
Penanganan Karhutla dengan Pencegahan
Sejak tahun 2015 KLHK berupaya untuk melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan sehingga mengalami penurunan di tahun berikutnya. Walau kebakaran di tahun 2019 mengalami kenaikan, namun KLHK tidak berhenti menjalankan upaya pencegahan. Bahkan di tengah Pandemi Covid-19 ini di mana dana pemerintah lebih diutamakan untuk penanganan virus korona dan dana pencegahan untuk karhutla harus dikurangi, namun upaya pencegahan tidak berhenti begitu saja.
Adapun penaganan karhutla dalam pencegahan adalah sebagai berikut:
1. Modifikasi Cuaca oleh BMKG.
BMKG akan melakukan modifikasi cuaca di daerah yang rentan terjadi karhutla saat kemarau. Konsepnya dengan memperpanjang hari basah di daerah yang akan memasuki musim kemarau di bulan Juni ini sudah dilakukan di Riau selama 15 hari. Pun dengan hari basah di Sumatera Selatan dan Jambi masih berlangsung.
2. Melakukan Patroli Terpadu dan Mandiri.
Untuk memantau dan meninjau langsung lokasi titik api sesuai yang terpantau satelit Terra/Aqua. Dengan patroli tersebut jika ditemukan titik api maka dapat segera dilakukan pemadaman. Dari KLHK sendiri memiliki tim khusus yaitu Manggala Agni dan bekerjasama dengan TNI/Polri serta masyarakat.
3. Audit Kepatuhan Bagi Korporasi.
Setiap korporasi harus terus diawasi agar memiliki tanggungjawab yang besar saat pembukaan lahan. Di mana mereka harus memiliki alat yang mampu mendeteksi adanya titik api yang dapat menyebabkan kebakaran.
4. Sosialisai Penyadartahuan Kepada Masyarakat
Melakukan sosialisai kepada masyarakat umum adalah hal yang sangat penting. Selain korporasi, masyarakat umum pun ada yang melakukan pembakaran lahan untuk perluasan. Sehingga sosialisai penyadartahuan dengan berbagai metode baik itu melalui media maupun langsung dengan kegiatan-kegiatan di masayarakat selalu diupayakan.
Penegahan karhutla lebih lanjut terdapat dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. P.32/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, di mana pada pasal 69 ayat (2) dijelaskan 19 poin penyelenggaran pencegahan
Karhutla Tanggungjawab Kita Semua
Karhutla bukanlah tanggungjawab pemerintah semata melainkan tanggungjawab kita semua untuk selalu waspada dan lebih mencintai alam. Tidak melakukan perluasan hutan dengan membabi-buta dan selalu waspada saat kebakaran mulai membesar. Tidak hanya untuk melindungi diri kita sendiri, melainkan untuk melindungi alam dan semua yang hidup di dalamnya.
Mari jaga hutan kita agar kualitas udara tetap terjaga kebersihannya.
Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog “Perubahan Iklim” yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya bisa anda lihat di sini.
Sumber tulisan:
- Podcast Ruang Publik KBR dalam Tema “Kemarau dan Ancaman Karhutla di Tengah Pandemi”
- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH) No. 10 Tahun 2010 tentang Mekanisme Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan/atau Lahan
- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. P.32/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
- https://m.detik.com/news/berita-jawa-barat/d-4763544/gunung-ciremai-kembali-terbakar-75hektare-lahan-hutan-dilalap-api; diakses pada tanggal 21 Juni 2020; Pukul 06.25
Jadi inget zaman tinggal d Kalimantan, sempat kena imbas kabut asapny, Mbak 🙁
Kebakaran hutan ini memang sesuatu yg tidak bisa dianggap sepele y Mbak, efek dominony luar biasa
Hutan ibarat jantung, kalau dia bermasalah bermasalah pula semuanya
Sedih
Betul Mba, hutan itu jantung dunia dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Kalau ada karhutla pasti imbasnya kebanyak elment.
Waah semoga tahun ini dan tahun selanjutnya kebakaran hutan absen dari tanah borneo.
Karena walaupun sudah dilakukan sosialisasi berulang kali, tapi masih saja ada oknum yang bandel dan melawan.
Karena anggaran negara akan ngos-ngosan dengan penangan covid-19 dan kebakaran hutan :((
Masih ada yang bandel ya Mba Putri, walau begitu sosialisi harus tetap digalangkan dan semua pihak ahrus ikut andil dalam penangan karhutla ini.
semoga alam semakin membaik ya dengan adanya pandemi ini, dan kita berkontribusi kecil dengan melakukan beberapa hal untuk menjaga supaya hutan kita tidak terbakar dan rusak. sempat tinggal beberapa bulan di Kalimantan, sering banget hampir tiap hari lihat kebakaran kecil tapi sering pas musim kemarau waktu itu, semoga tidak terulang
Betul mba kita juga harus ikut menjaga lingkungan terutama hutan, karena kalau sudah terbakar banyak sekali kerugiannya.
Betul sekali, karhutla memang bukan tanggung jawab pemerintah aja tapi semua lapisan masyarakat ya mbak Erin. Kebakaran hutan ini menjadi polemik yg ga ada habisnya. Ada rumor yg mengatakan akan membuka lahan perkebunan sehingga hutan sengaja dibakar dll ada juga yg mungkin ga sengaja terbakar. Bahaya banget akibatnya buat kesehatan kita terutama pernapasan dan jantung. Yuk kita selamatkan bumi bersama2.
Setiap tahun mba di musim kemarau selalu terjadi, semoga dengan pencegahan yang lebih baik bisa mengurangi.
Iya nih, udahlah virus covid ini gampang sekali menyebar, kalau ditambah dengan polusi yang menyebabkan makin lama virus berada di udara, duuuh ga kebayang gimana ya ntar penanggulangannya.
Makin kewalahan deh Mba, sama Covid saja tenaga kesahatan banyak yang tumbang, tidak hanya kelelahan namun resiko tertular juga besar.
Hutan di Bengkulu, hampir tidak banyak yang kebakaran tapi gundul, imbasnya tahun lalu kami juga tekena banjir yang sangat luar biasa. banyak hutan yang gundul
banjir adalah malapetaka saat musim penghujan, semoga hutan lambat laun bisa pulih dengan reboisasi dan pencegahan.
Kebakaran hutan masih ada aja ya. Jahat banget buat mereka yang sengaja. Kebon di belakang rumah kebakar aja udah heboh. Gak tahu deh mereka yang kena dampak asap kebakaran hutan. Hewan-hewan juga jadi gak ada rumah
Membayangkannya saja udah neri kalau udara dipenuhi asap, selain susah bernafas, pandangan juga terhalang, yang mengerikan karena partikel-partikel dari asap kebakaran itu sangat berbahaya untuk kesehatan.
Karhutlah betul-betul sangat merugikan ya dampaknya bagi ekosistem dan lingkungan sekitar terutama di musim pandemi virus seperti sekarang ini
Semua elment terkena efek negatifnya nih Mba.
Sepakat bgt sih kl menjaga hutan tuh tanggungjawab kita semua bukan cm pemerintah. Huhu suka sedih kl liat berita2 hutan smpe terbakar ya mbak 🙁
Iyah, Mba Ella. Banyak yang dirugikan dari kebakaran hutan.
Ini kalau musim kemarau gini yang kebayang banyak ya, ada yang kesusahan air, kena kabut asep, gagal panen dsb. Belum lagi di masa pandemi, duh… Mana katanya bakal kemarau panjang. Berdoa saja lah semoga bumi membaik….
Lengkap deh penderitaan ya, mba. Ditambah saat ini ada Covid-19, semoga kebakaran bisa teratsi dan tidak melaus di tahun ini.
Aku baru tahu tentang Modifikasi Cuaca lho, Mbak. Saking minimnya pengetahuan ini. 😀 Etapi bukan berarti aku ngga mencintai alam, yaa. 😉
Modifikasi cuaca ini sering dilakukan mba, terutama untuk daerah-daerah dengan tingkat keringnya lebih panjang.
Masalah karhutla nampaknya akan terus menjadi PR kita bersama ya mba. Secara pembukaan lahan untuk berbagai kepentingan bisa jadi akan terus terjadi. Tinggal bagaimana upaya pecegahan dan pembatasan ini yang harus ditegaskan. Karena jika tidak, keberlangsungan hutan akan terancam pastinya.
Betul banget, kebakaran hutan ini menjadi tanggung jawab kita semua ya. Sudah seharusnya kita menjaga bumi ini dari berbagai macam kerusakan. Salah satu contoh sederhananya ya dengan disiplin melakukan perilaku hidup sehat dengan tidak membuang sampah sembarangan..
Benar sekali…Karhutla bukanlah tanggungjawab pemerintah semata melainkan tanggungjawab kita semua untuk selalu waspada dan lebih mencintai alam sekitar kita. Dan memang lebih baik mencegah terjadinya daripada fokus ke penangannya ya
Memang kelestarian hutan itu sudah menjadi tanggung jawab bersama. Jadi cobaan banget kan kalau sudah kena pandemi harus kena musibah hutan terbakar juga.
Sedih setiap dengar kebakaran hutan dan terus berulang setiap tahun, belum ada solusi tepat untuk mencegah hal ini terjadi ya
Duh sedih banget yaa denger berita tentang kebakaran hutan begini. Padahal menjaga hutan ini penting banget dan menjadi tanggung jawab kita semua
Kalau dilihat memang paling besar penyebab kebakaran hutan itu manusia ya mb…semoga saja penegakan aturan bisa lebih diperketat ya mb. Agar pihak2 yang sengaja bakar hutan dihukum setimpal.
aku nggak kebayang banget kalau hutan kita itu rusak dan atau atau masalah gitu jadi semoga hutan kita segera memulihkan baik
Betul, karhutla memang tanggung jawab kita bersama. Semoga akan semakin banyak yang sadar untuk menjaga hutan. Kasihan korban karhutla, apalagi yg sedang hamil dan anak-anak kecil 🙁
Suamiku org Kalimantan, sering cerita kalau ada kebakaran hutan gtu lama sekali baru bisa selesai problemnya. Belum lagi dipaksa menghirup asap 🙁
Kalau penyebabnya alami krn musim kemarau mungkin msh bisa agak sabar, yg bikin mangkel saat penyebabnya adalah krn ingin buka lahan dan sengaja dibakar. Ini butuh penegakan hukum yg serius juga ya, selain keadaran masyarakat
Sedih sekali karena hutan adalah aset Indonesia terbesar.
Segalanya ada di sana.
Semoga Pemerintah bisa menjaga aset terbaik bangsa untuk anak-cucu kelak…
Dari tahun ke tahun masalah di musim kemarau ini selalu sama ya, kekeringan dan karhutla… Semoga kita semua bisa menjaga hutan kita…
Kalau bicara kebakaran hutan kyaknya sudah menjadi langganan di 10 tahun terakhir khusunya di Kalimantan, kadang sedih Nusantara yg dulu di sebut zamrut katulistiwa seakan memudar.
Perlu sinergitas antara Pemerintah + Pengusaha + Masyarakat.
Karena kebakaran hutan sebagian besar untuk pembukaan lahan misalnya untuk penanaman kelapa sawit.
Semoga kedepan ada penataan nggak ada lagi main mata antara pengusaha dan pemerintah setempat!.
Dampak dari Karhutla dirasakan semua makhluk bumi. selain kita manusia, kasian juga sama hewan-hewan bingung mau tinggal dimana nantinya kalau rumah mereka diusik terus si jago merah. imbasnya pasti ke kita juga, banyak hewan liar akhirnya turun ke pemukiman warga:(
kelestarian alam itu tanggung jawab bersama 🙂
yuuk sama-sama dijaga sebelum terlambat!!
Sedihnya kalau ada karhutla. Terlebih bagi hewan-hewan yang tinggal di hutan. Pastinya mengancam keberadaan mereka. Belum lagi dampaknya bagi manusia.
Setiap kali kebakaran hutan terjadi di tanah air, negara tetangga seperti Malaysia biasanya juga kena dampaknya. Kebetulan kami sekeluarga menetap di Malaysia dan setiap kali kebakaran hebat dan berdampak di negeri itu, anak-anakku sering ditanya-tanyai temannya akan masalah tersebut.
Dampak kebakaran hutan ini memang luar biasa….
Mbak, kalau tempat tinggalnya jauh dari hutan, kira-kira peran apa yg bisa diambil untuk mencegah kebakaran hutan ya, Mbak? Semoga tidak ada lagi kebakaran hutan, karena jelas ini sengat membahayakan. Apalagi kalau asapnya menyebar ke berbagai tempat, tentu dapat menyerang kesehatan. Lebih kasihan sama satwa-satwa langka jadi kehlingan tempat tinggalnya…. huhuhu… btw saya suka cara penulisanmu Mbak. Detail, risetnya padat. Bikin aku semangat lagi nulis dengan gaya detail seperti ini……
Duh, jangan sampai ada kebakaran hutan lagi ya. Saya pernah merasakannya beberapa tahun yang lalu saat tinggal di Kalimantan. Sedih, kasihan anak-anak juga deh. Semoga ada sinergi yang baik dalam menangani ini.
Semoga gak ada lagi ya kebakaran hutan. Soalnya jaman now ini harusnya menjaga kelestarian hutan untuk masa depan yg lebih baik
Aduh, jangan sampai deh ada karhutala di tengah pandemik gini. Penanganan tanpa pandemik aja udah PR banget. Apalagi kalau kombo. Nggak kebayang sih aku mbak.
kalo nonton berita di TV, setiap pergantian musim selalu ada pergantian kondisi wilayah. Yang timur mulai sering kebanjiran, yang barat terjadi kebakaran hutan begitu pun sebaliknya. Ya Allah, semoga kita selalu diberi kemampuan dan kesadaran untuk selalu bisa menjaga bumi ini. aamiin yaa rabb.
banyak yang dirugikan dengan kebakaran hutan seperti ini.. semoga bisa ada solusi yg tepat jika disebabkan oleh korporasi
Semoga bumi kita cepat membaik. Masalah karhutla penyebabnya cuma satu, pembebasan lahan untuk pemukiman, atau penanaman ladang sawit yang kesemuanya belum seberapa diperlukan dibandingkan dengan oksigen yang dibutuhkan warga dunia. Nggak bisa bayangin deh mbak kalo segelintir orang egois membuka lahan dengan membakar demi keuntungan pribadi. Dimana nurani mereka….apalagi bagaimana bisa itu terjadi kalau tidak mendapat ijin dari pemerintah setempat.
Sumber tersebut saya dapat di acara indonesiaku di Trans7
Aku yang ga ada di saba malahan mikir gimana nasib makhluk sekitarnya
Belum lagi evakuasi mereka seperti apa
Pasti kesulitan di masa pandemi
Semoga bisa makin menekan ya
Jadi inget pernah bertemu kak Sulis dadi WWF bicara soal hutan dan air di Indonesia. Ya beginilah salah satunya hutan dibakar hingga mengganggu ekosistem hewan hutan