Manfaat menanam pohon tidak hanya untuk reboisasi yaitu penghijauan kembali hutan yang gundul. Nyatanya di tengah isu perubahan iklim saat ini bisa menjadi salah satu solusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
Bagaimana bisa seperti itu?
Dalam webinar Hari Pohon yang diselenggarakan oleh Teknik Lingkungan Universitas Jember dengan tema ”Let the Environment Breethe With A Million Threes During The Covid-19 Pandemic”, Prof. Ir. Joni Hermana. M.Sc.Es., Ph.D menyampaikan tentang Peran Pohon dalam Pembangunan Rendah Karbon.
Berdasarkan kesepakatan komunitas saintific (IPCC, 2001) konsentrasi emisi gas rumah kaca di atmosfer meningkat akibat aktivitas manusia. Gas Rumah Kaca yang menjadi salah satu penyumbang terbesar terjadinya perubahan iklim adalah CO2. CO2 sendiri merupakan hasil dari siklus antara Carbon Pool yang berbeda.
Carbon Pool adalah reservoir karbon yang merupakan sebuah sistem yang mempunyai kapasitas untuk menyimpan dan melepaskan karbon. Sehingga saat sumber karbon atau Carbon Pool ini terganggu akan menghasilkan gas rumah kaca CO2. Salah satu penyebab terbesarnya adalah kebakaran hutan.
Sumber reservoir karbon berdasarkan IPCC yaitu:
Daftar isi
Peran Pohon Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer adalah dengan menanam Pohon. Di mana prosesnya yaitu melalui pendekatan mitigasi dan adaptasi.
- Mitigasi = Upaya yang dilakukan dalam rangka menurunkan emisi karbon.
- Adaptasi = Hal-hal yang dilakukan dalam upaya menyesuaikan diri terhadap dampak perubahan iklim.
Menanam pohon inilah yang bisa kita lakukan. Dulu, kita tahu menanam pohon untuk reboisasi. Menghijaukan kembali hutan yang gundul agar tidak terjadi banjir dan tanah longsor di musim hujan. Atau kekeringan di musim kemarau.
Saat ini, menanam pohon bahkan tidak melulu harus di hutan-hutan yang gundul. Melainkan bisa di depan rumah atau di pinggir jalan. Khususnya perkotaan. Mengingat tanah sudah penuh dengan bangunan-bangunan permanen yang membuat pohon-pohon sudah jarang ditemukan. Sedangkan polusi udara dari asap kendaraan bermotor terus meningkat.
Tidak heran jika berbagai kota di Indonesia sudah mulai membuat ruang terbuka hijau yaitu dengan membuat hutan kota. Hal tersebut karena air hujan yang seharusnya turun ke bumi, 70% harus terserap ke tanah dan sisanya terbuang. Sedangkan yang terjadi saat ini 70% air hujan terbuang sia-sia dengan terjadinya banjir, sedangkan hanya 30% yang terserap. Tidak heran jika cadangan air untuk musim kemarau sangat menipis.
Pemerintah memang telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 29% atau sebanyak 834 juta ton CO2e apabila dilakukan mandiri. Sedangkan pencapaian pengurangan sebesar 41% atau 1081 juta ton CO2e jika dilakukan dengan kerjasama internasional di tahun 2030. Selain itu komitmen ini juga untuk menjaga peningkatan suhu bumi paling tingginya 1.5 derajat celcius.
Dalam webinar hari pohon yang diadakan via zoom ini, Guru Besar Teknik Lingkungan ITS tersebut juga memaparkan mengenai penghitungan kebutuhan luas hutan kota beserta jenis pohon yang mampu menyerap CO2 dengan baik.
Maanfaat Menanam Pohon
Ada fakta menarik tentang keberadaan sebuah pohon bahwa satu hektar pohon muda dapat menyerap karbon dioksida setiap tahunnya sebanyak 2.5 ton. Sedangkan satu pohon besar mampu menyediakan dosis oksigen harian untuk 4 orang. Wah, dari sini saja kita bisa memahami begitu pentingnya peran pohon dalam kehidupan kita.
Oleh sebab itu, manfaat menanam pohon berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh berbagai negara terbagi menjadi dua bagian.
Benefits
- Social Benefits
- Health Benefits
- Visual and Aesthetic Benefits
- Economic Benefits
Ecosystem Service
- Carbon Related Ecosystem Service
- Air Quality Related Ecosystem Service
- Energy Related Ecosystem Service
- Habitat Related Ecosystem Service
- Noise Related Ecosystem Service
- Micro Climate Related Ecosystem Service
Keberadaan pohon memang memiliki manfaat yang begitu banyak. Lingkungan yang hijau dan segar akan berdampak baik terhada kesehatan karena kualitas udara pun menjadi lebih bersih.
Peran Milenial Terhadap Environmental Sustainability
Jika Prof. Ir. Joni Hermawan telah memberikan banyak pencerahan mengenai peran dan manfaat pohon, materi selanjutnya dari Mba Widyanti Yuliandri S.T., M.T. selaku Staf Dinas LH Bondowoso dan Co-Founder enviro-pedia.com. Aku sendiri lebih mengenal Mba Wid sebagai blogger dan Ketua Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN).
Mba Wid mengajak kita, khususnya generasi milenial untuk lebih speek up terhadap kepedulian akan lingkungan. Hal tersebut karena generasi milenial yang lebih banyak populasinya yaitu 30% dari populasi dunia. Selain itu, Milenial juga yang paling merasakan dampak dari perubahan iklim.
Berdasarkan pengalaman memang seperti itu adanya, saya lahir bukan di zaman milenial. Di mana keadaan hutan masih rimba dan udara begitu sejuk. Berbeda sekali dengan saat ini, di kampung halamanku sendiri setiap musim penghujan air lebih banyak yang terbuang. Dampaknya saat musim kemarau tiba, air bersih sangat sulit. Masyarakat harus bergantian dalam mengairi sawah.
Btw, Sahabat Backpack mungkin pernah baca atau dengar bahwa terjadi penurunan konsentrasi CO2 di atmosfer karena Pandemik Covid-19 ini. Seperti di Cina, Italia dan negara lainnya. Pandemik memang memiliki hal positif untuk lingkungan. Walau begitu, pandemik bukan solusinya karena sektor perekonomian menjadi tidak stabil. Terlebih, sampah-sampah medis semakin menumpuk sehingga menimbulkan permasalahan baru.
Solusi terbaik yang dapat kita lakukan adalah kegiatan atau aktivitas yang berkelanjutan. Di mana pelestarian itu menimbulkan efek jangka panjang. Hal-hal sederhana yang awalnya kecil akan menjadi besar. Salah satunya menanm pohon ini karena permasalahan pelik yang kita hadapi adalah hilangnya 15 milyar pohon/tahun atau hilang sekitar 46% dari bumi.
Dari data tersebut kita tidak dapat memungkiri begitu pentingnya manfaat menanam pohon untuk kelestarian alam dan keberlangsungan hidup makhluk hidup lainnya. Yuk, menanam pohon mulai dari pekarangan rumah. Siapa tahu, kontribusi kecil kita akan menjadi besar jika dilakukan secara konsisitem seperti kisah petani dari India bernama Jadav.
Dengan tangan kosongnya Jadav memotong dahan pohon lalu menanamnya di lahan kosong setiap hari. Hingga 40 tahun berlalu pohon-pohon itu tumbuh dan tanah kososng itu menjadi hutan.
4 Aktivitas Sederhana dalam Environmental Sustainability
Adapaun kontribusi kecil yang bisa kita lakukan dan akan membawa perubahan, yaitu:
- Menanam Pohon atau Tanaman. Di sini kita bisa mengenali dulu fungsi dari masing-masing tanaman yang memungkinkan dapat menyerap CO2. Atau sesuai kebutuhan seperti tanaman untuk ketahanan pangan.
- Melakukan kegiatan kreatif seperti berdonasi, fund-rasing (penggalangan dana) atau membuat riset sederhana yang berhubungan dengan pohon.
- Melakukan pola konsumsi bijak atau penggunaan produk yang memungkinkan menambah kerusakan lingkungan. Seperti mengurangi penggunaan tisu atau penggunaan produk kemasan.
- Gunakan media sosial, personal blog, atau media masa untuk memberikan informasi mengenai isu lingkungan saat ini.
Selamat Hari Pohon.
Webinar bertema menarik ini…Sepakat jika kontribusi kecil akan berdampak besar nanti, termasuk dalam menanam pohon untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Seperti saya dan suami, 13 tahun lalu saat pindah ke rumah kami, komplek gersang, ga ada tanaman. Suami memulai menanam pohon di sekitar rumah, di halaman, di pinggir jalan..Pohon mangga, jambu, salam, jambu biji, nangka…Dua tahun mulai kelihatan, Pak RT jadi ikutan. Sekarang lingkungan kami jadi teduh dan hijau, Alhamdulillah
Keren, Mba. Pak RT jadi ikutan juga untuk penghijauan lingkungan.
Saya baru tahu kalau ada hari pohon.
Seminar dengan tema yang bagus ini, apalagi jika menyasar kaum milenial juga. Salah satu upaya untuk menumbuhkan kesadaran terhadap pentingnya kelestarian lingkungan
Iya, Mba. Milenial sebagai penerus harus lebih peduli terhadap lingkungan.
Sebenarnya untuk urusan menjaga lingkungan udah jadi tanggung jawab semua pihak, termasuk masyarakat, agar kelestarian alam tetap terjaga.
Yes, Mba Ery. Tidak bisa bergantung pada satu pihak saja.
Seminar yang sangat menarik dan mendidik. Kalau punya lahan yang luas, ga usah ragu menanam banyak pohon. Penghijauan benar2 dibutuhkan supaya udara segar dan mengurangi polusi perkotaan. Kalau aku senang bunga2an sih, sedap dipandang dan membuat hati tenang.
Setuju, lahan luas bisa lebih leluasa menanamnya. Namun, lahan sempit pun bisa diakalin dengan menanam tanaman merambat.
Woow , emang banyak yak manfaat menanam pohon ini, salah satunya mengurangi emisi gas rumah kacaa. Manggut2 bacanyaa, jadi nambah wawasan. Smoga masyarkat makin terbukakan wawasannya, dan minimal bisa mnegurangi sampah yang dapat merussak lingkungan
Itulah mengapa mba hutan itu paru-parunya dunia karena peranan pohon begitu besar dalam ekosistem.
Terima kasih sharingnya mbak.. zaman sekarang, bukannya penanaman pohon tapi kebanyakan adalah lahan yang dibangun hiksss.. daerahku saja yang trkenal dingin dan dekat kaki gunung, tapi terasa “gerahnya” sekarang
Sama, Mba. Di kampung halaman ku juga gitu makin gersang.
Seru banget webinar-nya karena bisa menambah banyak ilmu dan wawasan juga yah mbak
Sebaiknya perubahan memang dimulai dari hal kecil dan diri sendiri terlebih dahulu yah mbak, semoga akan lebih banyak lagi yang memiliki kesadaran tentang pentingnya isu lingkungan yaah
Dengan melakukan hal sederhana terlebih dahulu, bisa lanjut ke hal yang lebih besar.
Di Wonogiri juga ada lho orang seperti Jadav yang berusah melakukan penghijaun sendirian, namanya Mbah Sadiman. Tiap hari ke hutan buat tanam pohon dan merawat pohon. Dulu dianggap orang gila karena nanam pohon di hutan, sekarang warga udah bisa menikmati hasil karena persediaan air di daerah mereka lebih banyak karena penghijauan yang dilakukan Mbah Sadiman. Intinya sih, meski sendirian kita tetap harus berjuang buat lingkungan. Nanti pasti ada hasilnya
Betul ,mba. Semoga kita selalu peduli terhadap lingkungan tanpa harus menunggu disuruh ya, Mba.
Kepedulian generasi muda harus ditumbuhkan nih untuk makin menggelorakan semangat menanam pohon. Kalau telat mengajarkan kecintaan pada lingkungan, ntar begitu dewasa ya sudah cuek aja jadinya.
Cuek dan bisa jadi bumi semakin sulit diselamatkan Mba.
terjadi penurunan konsentrasi CO2 di atmosfer karena Pandemik Covid-19 ini. Seperti di Cina, Italia dan negara lainnya. Pandemik memang memiliki hal positif untuk lingkungan. Walau begitu, pandemik bukan solusinya karena sektor perekonomian menjadi tidak stabil. Terlebih, sampah-sampah medis semakin menumpuk sehingga menimbulkan permasalahan baru.
wah, baru tau data ini mbaaa. anggap aja semacam blessing in diguise untuk bumi. yeah, walopun memang kehidupan ekonomi sangaaatt bergejolak ya.
ini webinar super duper kece. beneran mind blowing, membuka mata kita ttg lingkungan hidup
Betul, mba. Pandemi membuat bumi sedikit segar, tapi ya itu masa kita mengandalkan pandemi yang menimbulkan permasalahan lain yang lebih besar. Jadi tetap kembali pada pelestarian.
Sayangnya ribuan hektar lahan hutan kita di Kalimantan, Sumatera dan Papua habis dialihfungsikan menjadi perkebunan sawit dan lainnya ya Mbak.
dengan adanya hobi baru merawat tanaman sedikit banyak membantu bumi ini lebih hijau ya mak. karena tumbuh rasa peduli dan cinta sama bumi ini
Jadi pengen ikut penghijauan lagi, dulu sering ikut acara penanaman, memang penanaman pohon terutama di kota itu urgen banget ya untuk lingkungan hidup
Belum lama ini saya sempat trekking ke hutan lindung di daerah saya kak… Miris sih lihat pohon besar semakin sedikit, dan hutan produksi yang dikelola bareng masyarakat banyak yang gundul dan berubah jadi ladang. Setuju sekali harus menanam pohon besar²an untuk memperbaiki kondisi bumi ini
Btw webinarnya bagus banget yaaa
Setuju banget, Mbak. Kita wajib menanam pohon agar efek gas rumah kaca berkurang. Kita enggak harus menanam di hutan. Kita bisa menanam di lahan yang kita miliki.
Webinar yang diadakan IIDN bagus juga nih. Jadi bisa mengajak kita semua juga untuk peduli terhadap lingkungan dan sadar akan pentingnya menanam pohon untuk kebaikan kita bersama.
setuju mbak..
menanam pohon jadi aksi nyata untuk mengatasi emisi gas rumah kaca
di perumahanku, ada peraturan satu rumah satu pohon, ini jadi bentuk kepedulian warga thd lingkungan
Salah satu mimpi saya adalah membeli tanah yang luas dan banyak untuk saya tanami dengan aneka pepohonan. Mimpi yang mungkin kedengaran aneh dan impossible untuk dicapai, yaa, karena kebanyakan orang beli tanah lalu “ditanami” beraneka ragam bangunan.
Tapi merasakan bumi yang semakin panas dan gersang, saya ngga bisa bayangkan bagaimana cuaca di 5, 10, 20 tahun yang akan datang.
Aku kalo lihat lahan nganggur tuh pengen loh nanam pohon gitu, hihihi.
Sayangnya gak ada lahan yang dimiliki, di rumah pun saya nanam tanaman di pot. Saking pengennya menyumbang oksigen bersih untuk bumi ini.
Keren seminar nya, bermanfaat agar dengan sharing seperti ini,bisa lebih banyak orang tahu pentingnya menanam pohon.
Aku tinggal di kampung mbak. Kebetulan pekarangan rumah isinya pohon2. Kayak sonokeling sama bungur.
Menarik mbak, bahasannya. Memang kesadaran untuk menjaga lingkunga harus dimunculkan untuk masing-masing orang. Karena setiap individu dapat berperan. Efek pandemi ini banyak orang jadi suka bertanam. Semoga menjadi kebiasaan ya…
Aah…iya, pentingnya menyebarkan kebaikan melalui tulisan yaa, kak.
Semoga semakin banyak yang terinspirasi dan menjadi menyadari betapa pentingnya tanaman apalagi pohon di lingkungan sekitar, minimal.
Tema seminarnya beneran kekinian. Maksudnya sangat sesuai dengan kondisi sekarang di mana kualitas udara semakin buruk. Penanaman pohon ini pernah kami lakukan di area BKT di dekat rumah kami. Waktu itu kami menanam 50 pohon jambu biji. Alhamdulillah sampai sekarang masih banyak yang hidup.
Beberapa temen di sekitarku ada yang suka ngejek hobi baru orang2 sekarang yang gemar sama tanaman. Aneh deh, hobi bermanfaat gini kok direndahkan. Padahal lingkungan saat ini sudah mulai desperate dengan kebutuhan tanaman yang makin menipis karena adanya pembangunan yang massive. Semoga yang merendahkan bisa tersadar dan punya hobi yang sama :))
Pemimpin millenial jaman sekarang harus bisa berpikir tentang lingkungan ya…Tantangannya juga besar kalo udha berurusna dengan lingkungann yak
Mba, Apakah tesis ini boleh saya angkat sebagai judul pkm?
Silahkan ka, ini saya dapat materinya juga dari webinar.