Kopi Lokal Indonesia memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi restoratif maupun ekonomi berkelanjutan. Ini karena tanaman kopi memiliki nilai ekonomi tinggi, tanpa harus mengorbankan pelestarian alam.
Indonesia adalah negara penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia, yang mana menghasilkan 9.7 juta kantung. 1 kantong setara dengan 60 kg.
Peran Kopi Lokal Indonesia
Buah kopi yang berwarna merah atau ungu, seperti buah ceri memiliki rasa manis dan segar. Di dalam buah kopi terdapat dua buah biji kopi yang selanjutnya diolah menjadi bubuk kopi dan sangrai kopi.
Seperti yang kita kenal sekarang, biji kopi menjadi minuman favorite banyak kalangan. Di Indonesia sendiri banyak kafe khusus menyajikan minuman kopi.
Berbeda saat pertama kali ditemukan, kopi langsung diminum begitu saja. Saat ini, pengolahan biji kopi bisa untuk banyak hal, termasuk ampas kopi bisa untuk pupuk tanam, aromaterapi, dan lainnya.
Tidak hanya itu, kopi yang bisa tumbuh di wilayah dengan iklim tropis dan subtropis, bisa menjadi ladang penghasilan masyarakat. Umumnya kopi tumbuh di ketinggian 1000 – 2.500 mdpl tergantung jenis kopi.
Tanaman kopi juga bisa dibudidayakan dengan baik untuk menjaga pelestarian lingkungan. Misalnya agroforestri berbasis kopi dan akar pohon kopi dapat mencegah erosi.
Hanya saja memang memerlukan budidaya khusus agar tidak merusak hutan untuk membuka perkebunan. Atau penggunaan pupuk pestisida berlebihan karena dapat merusak kualitas tanah.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Ka Noverian Aditya dalam workshop persembahan Eco Blogger Squad tentang Nature’s Bounty: When Young People Craft Sustainable Wonders with Local Coffee.
Baca Juga: Peran Komunitas untuk Menjaga Hutan dalam Mitigasi Perubahan Iklim
Pengaruh Kopi dan Ekonomi Restoratif
Ka Noverian Aditya atau yang akrab dipanggil Ka Eri merupakan Founder Java Kirana. Ka Eri memaparkan tentang sejarah kopi dan pengaruhnya terhadap ekonomi restoratif.
Ekonomi restoratif adalah model ekonomi dalam menjaga keseimbangan antara lingkungan dan ekonomi masyarakat. Tujuannya untuk memperbaiki alam yang rusak, dan memanfaatkan lahan regeneratif untuk kebutuhan ekonomi.
Ka Eri melalui Java Kirana membangun Ekonomi Restoratif dengan memberdayakan petani kopi lokal Indonesia. Saat ini, petani Indonesia masih bersifat Individu.
Hal tersebut juga yang menjadi kendala untuk menghasilkan kopi dengan kualitas yang sama. Perlu digaris bawahi bahwa pengolahan kopi berbeda akan menghasilkan rasa yang beda.
Itulah mengapa Java Kirana, mengumpulkan buah kopi dari petani-petani Indonesia. Lalu, Java Kirana akan mengolahnya menjadi kopi dengan kualitas sama, sehingga memiliki nilai value yang tinggi.
Selain itu, Ka Eri juga menjelaskan fakta-fakta unik tentang kopi Indonesia, yaitu:
- Kopi hanya bisa tumbuh di titik tertentu, dengan ketinggian 1000 mdpl untuk jenis Robusta dan 1500-2500 mdpl untuk jenis arabika. Tetapi di Kalimantan ada jenis kopi yang dapat tumbuh di ketinggian 0 mdpl yaitu jenis Liberika.
- Walau Indonesia penghasil kopi terbesar ke-4, tetapi lebih sedikit dari Vietnam. Ini karena Vietnam menghasilkan 4x lipat dari Indonesia. Penyebabnya yaitu kondisi geografis di Indonesia.
Baca Juga: Peran Anak Muda dalam Menjaga Bumi Tetap Lestari
Kopi dan Ekonomi Berkelanjutan
Membahas tentang kopi memang seru, dan banyak hal yang bisa didiskusikan. Apalagi dalam workshop Eco Blogger Squad kali ini menghadirkan Ka Donna Elvina selaku Head of Indonesia Coffee Academy Anomali Coffee Group.
Anomali Coffee adalah satu kopi shop di Indonesia yang menggunakan kopi lokal Indonesia. Menariknya kopi tersebut langsung dari petani, karena Anomali Coffee memiliki sistem company.
Tentu saja tujuannya untuk memberdayakan petani kopi Indonesia. Lebih menarik lagi karena setiap proses yang Anomali Coffee lakukan untuk menghasilkan kopi berkualitas atau specialty kopi.
Anomali Coffee bahkan ikut andil dalam melestarikan lingkungan, salah satunya dengan menggunakan cup minuman ramah lingkungan. Ini langkah penting, yang bisa ditiru oleh coffee shop lainnya dalam membangun sustainable economy.
Kebetulan juga acara workshop terselenggara di Anomali Coffee Setiabudi, jadi aku mendapat kesempatan untuk membuat minuman kopi sendiri. Praktik membuat kopi dipandu oleh Ka Yoko dari Anomali Coffee, sebelum itu ada pemaparan tentang kopi dan cara pembuatannya.
Ternyata memang seduh kopi itu tidak sembarangan, ada takaran khusus. Bahkan dari cara metik kopi, menggiling kopi menjadi bubuk kopi, hingga penggunaan air. Keren banget sih ini, tertarik banget buat gabung di Indonesia Coffee Academy.
Ini pengalam terbaik aku ikut workshop tentang kopi lokal. Semoga bisa seperti Ka Eri dan Ka Donna menjadi bagian dalam memebrdayakan petani kopi lokal Indonesia.
Wah aku pengen nunjukin artikel ini ke suami deh. Sebagai seorang pencinta kopi dia perlu tahu anomali kopi ini. Mana filosofis gini ya kak eri. Menarik
Hebat ya Java Kirana, jadi sekaligus menggerakkan para petani lokal untuk menghasilkan kopi berkualitas. Kolaborasi yang mengesankan sih ini